pengertian puisi

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian puisi
        Karya sastra secara umum bias dibedakan menjadi tiga macam yaitu prosa, puisi, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani Poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poetis dalam tradisi Yunani kuno berarti orang yang menciptakan melalui imajinasinya, orang yang hampir – hampir menyerupai dewa atau orang yang senang terhadap dewa – dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsif, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
          Puisi merupakan salah satu jenis sastra yang paling inti, segala unsure seni mengental dalam puisi. Dari dahulu hingga sekarang puisi banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu selalu meningkat. Oleh karena itu, pada waktu sekarang wujud puisi semakin kompleksda semakin terasa sukar sehingga susah untuk dipahami. Begitu juga halnya corak dan wujud puisi Indonesia modern
          Beberapa ahli berpendapat apa itu puisi, diantaranya adalah     :  
  1. Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait 
  2. Watt-Dunton (Situmorang,1980:9) puisi adalah ekspresi yang konkrit bersifat artistik dari pikiran manusiadalam bahasa emosional dan berirama 
  3. Carlyle, puisi adalah pemikiran yang bersifat musical, kata – katanya di susun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti music
  4. Samuel Taylor Coleridge, puisi adalah kata – kata terindah dalam susunan terindah  
  5. Ralph Waldo Emerson (Situmorang,1980:8) puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata sesedikit mungkin
  6.  Putu Arya Titawirya(1980:9) memgatakan puisi adalah ungkapan secara implicit dan samar,dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif 
  7. Herman J waluyo, puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan pikiran dan   perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa
  8. H.B Jassin, puisi adalah pengucapan dengan perasaan 
  9. Matthew Arnold, puisi adalah bentuk organisasi tertinggi dari kegiatan intelektual manusia
  10. William Henry Hudson, puisi merupakan ekspresi dari kehidupan yang memakai bahasa sebagai mediumnya
Lapisan bentuk atau struktur puisi
1. Bunyi dan irama dalam puisi

Perhatikan terlebih dahulu puisi berikut ini !
NAIK – NAIK
Membumbung badanku, melambung, mengawan,
Naik, naik, tipis – rampis, kudus halus
Melayang – terbang, mengambang – kambang

Menyerupa – rupa merona – warni langit lazwardi
Bertiup badai merentak topan
Larikan daku hembuskan badan
Tepukkan daku ke puncak tinggi
Ranggitkan daku ke lengkung pelangi

Tenang – tenang anginku saying
Tinggalkan badan dilengkung badan
Reda – reda badanku dalam
Ulikkan sepoi sunyikan dendam

Biarkan daku tinggal di sini
Sentosa diriku di sunyi – sepi

Tiada berharap tiada meminta
Jauh dunia disisi dewa
(Amir Hamzah)
          Dalam puisi irama tercapai dengan variasi secara sistematik pada arus bunyi, sebagai akibat dari pergantian yang panjang – pendek, kuat-lemah dan tinggi rendah. Dalam puisi irama tercapai dengan perulangan secara konsisten dan bervariasi dari berbagai bunyi yang sama
Dalam puisi kita jumpai banyak kita jumpai banyak jenis rima, antara lain :
A.   Menurut bunyinya
1.     Rima sempurna 
2.     Rima tak sempurna
3.     Asonansi
4.     Rima akhir
5.     Rima tegak
6.     Rima datar
B.   Menurut letaknnya dalam bait puisi
1.     Rima silang
2.     Rima berpeluk
3.     Rima terus atau rima rangkai
4.     Rima berpasangan atau rima kembar 
5.     Rima patah
Disamping itu perlu di catat bahwa perulangan bunyi yang cerah,yang menunjukkan kegembiraan serta kesenangan dalam puisi disebut euphony. Biasanya bunyi – bunyi tersebut adalah I,e dan a
Kebalikan dari euphony adalah cacophony, yaitu perulangan bunyi yang menuansakan suasana tekanan batin, berat, mengerikan, kebekuan, kesunyian, atau kesedihan. Cacophony biasanya dibentuk oleh vocal-vocal o, u, atau diftong au. Bahkan kadang kala dibentuk oleh konsonan.
Dari beberapa uraian penulis sependapat dengan Aminuddin bahwa peranan bunyi dalam puisi itu meliputi:
·       Untuk menciptakan nilai keindahan
·       Menuansakan suatu makna tertentu sebagai perwujudan rasa dan sikap penyairnya
·       Menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya

2.Diksi atau pemilihan kata dalam puisi
Diksi berarti pemilihan kata yang tepat, padat, dan kaya akan nuansa maknadan suasana sehingga mampu mengembangkandan mempengaruhi daya imajinasi pembaca, prinsip yang harus di ingat sebenarnya adalah bahwa menulis puisi itu bukan menulis kata – kata, melainkan menelis esensi dari kata – kata itu. Akibatnya kata – kata yang dirasakan kurang esensial dan dapat di hilangkan, lebih baik di hilangkan. Maka sering kali kita lihat

 bahwa puisi itu di bentuk oleh kalimat – kalimat yang terpenggal – penggal, kurang sempurna, bahkan terkadang hanya terdiri atas satu kata saja.
3. Baris dalam puisi
Ciri visual dalam puisi yang membedakan dengan genre sastra yang lain adalah baris. Kalau prosa fiksi secara visual dibentuk dengan paragraf – paragraf, maka puisi dengan baris – baris yang kadang kala akan terbentuk lagi menjadi bentukan yang besar yaitu bait. Disamping cirri visual baris dalam puisi juga berrfungsi sebagai upaya untuk menciptakan efek artistic dan untuk mengebangkitkan  makna Hal ini akan jelas dalam butir tipografi dalam puisi nanti
4. Enjambemen dalam puisi

Perhatikan puisi berikut ini !
AM LUNSEBERG
_Bach
Gerbang terbuka: benarkah
Ini wajah kasih?
Sunyi bagai dunia bisik
Entahlah! Mungkin baying – baying kita
Lewat juga disana, gemerisik

Antara daunan, jika musim panas tiba
( Wing Karjo )

          Kalau kita tinjau dari satuan makna maka sesungguhnya baris ini wajah kasih dal puisi Wing Karjo diatas merupakan kelanjutan dari baris sebelumnya. Demikian pula frase lewat juga disana dan antara daunan. Dan apabila kita mengikuti kaidah tata bahasa yang benarpuisi tersebut sesungguhnya bias berbentuk seperti ini:
          Gerbang terbuka:benarkah wajah kasih?
          Sunyi bagai dunia bisik
          Entahlah!
          Mungkin bayang – bayang kita juga lewat disana
Gemerisik antara daunan, jika musim panas tiba
          Tapi tentunya dengan sengaja Wing Karjo bertindak melawan gramatika yang benar dalam proses penciptaan puisinya. Dan ini tidak terlalu salah karena seorang seniman memiliki hak licentia poetica, yaitu hak untuk bebas menggunakan alat atau dan bahan serta bentuk ketika mengekspresikan ungkapan – ungkapan estesisinya.
5. Bait dalam puisi
Satuan yang lebih besar dari baris biasanya disebut bait. Tetapi sesungguhnya dalam bait yang terpenting adalah kesatuan makna,dan bukan satuan baris.
 Peranan bait dalam puisi hampir sama dengan fungsi paragraf dalam prosa,untuk menyatakan ie pokok.
6. Tipografi dalam puisi
Perhatikan beberapa puisi berikut ini:
MALAM
Tetes – tetes  kerja
          Mengalir jadi sungai
Dan malam jadi lautnya
Gumpal – gumpal duka
          Membiak dalam nadi
Dan malam menghiburnya
Satu – satu kegagalan
          Momok menakutkan
Dan malam sobat kentalnya
Sekali suka
Diajaknya malam mabok – mabokan
          Irama bosanova
          Botol-botol asoka
                                      ( Tengsoe Tjahjono )


Q
!!
!!!
!        !!       !!
!a
Lif     !!
l
la
lam
m m m m m m m m m m
i I iii I iiiii
m m m m m m m m m m m m m
( Sutardji Calzoum Bachri  )

1943
Racun berada direguk pertama

Membusuk rabu terasa di dada

          tenggelam darah nanah
          malam kelam-membelam
          jalan kaku lurus. Putus
          Candu.
          Tumbang
          Tanganku menadah patah
          Luluh
          Terbenam
          Hilang
          Lumpuh.
          Lahir
          Tegak
          Berderak
          Rubuh
          Runtuh
Mengaum. Mengguruh
          Menentang. Menyerang
          Kuning
          Merah

          Hitam
          Kering
          Tandus
          Rata
          Rata
          Dunia
          Kau
          Aku
          Terpaku
( Chairil Anwar )
Melihat ketiga puisi diatas Nampak sekali bahwa dari segi bentuk grafisnya berbeda. Lukisan bentuk dalam puisi, termasuk dalam hal pemakaian huruf besar dan tanda baca, disebut tipografi. Tipografi disamping bertujuan  untuk menciptakan keindahan visual, juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mengintensifkan makna, rasa, dan suasana sebuah puisi

Design by WPThemesExpert | Blogger Template by Blogger Templates Gallery